8 KETRAMPILAN MENGAJAR GURU (Bagian 1)
Oleh : Drs. Nur Kholiq,M.Pd
Inti dari kegiatan proses pendidikan pada dasarnya terletak pada proses kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru. Itulah sebabnya, Soedijarto menyimpulkan bahwa mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas proses belajar-mengajar; oleh karenanya, apabila terjadi penurunan mutu pendidikan, yang pertama kali harus dikaji adalah kualitas proses belajar-mengajar tersebut.
Sedangkan kualitas mutu proses pembelajaran sangat tergantung pada tiga unsur: (1) tingkat partisipasi dan jenis kegiatan belajar yang dihayati oleh siswa, (2) peran guru dalam proses belajar-mengajar, dan (3) suasana proses belajar. Makin intensif partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar makin tinggi kualitas proses belajar itu (Soedijarto, 1993a). Tingkat partisipasi siswa yang tinggi dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dicapai apabila mereka memiliki kesempatan untuk secara langsung (1) melakukan berbagai bentuk pengkajian untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman, (2) berlatih berbagai keterampilan kognitif, personal-sosial, dan psikomotorik, baik yang terbentuk sebagai efek langsung pengajaran maupun sebagai dampak pengiring pelaksanaan berbagai kegiatan belajar yang memiliki sasaran pembentukan utama lain, dan (3) menghayati berbagai peristiwa sarat nilai baik secara pasif dalam bentuk pengamatan dan pengkajian maupun secara aktif melalui keterlibatan langsung di dalam berbagai kegiatan serta peristiwa sarat nilai (Raka Joni, 1993).
Untuk memberikan penguatan terhadap beratnya tanggung jawab seorang guru dalam proses pembelajaran tersebut pada tulisan berikut akan kami turunkan “8 Ketrampilan Mengajar Guru”. Dimana menurut Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:
Pertama, keterampilan bertanya yang mensyaratkan guru harus menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya lanjut
Kedua, keterampilan memberi penguatan. Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian.
Ketiga, keterampilan mengadakan variasi, baik variasi dalam gaya mengajar, penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan
Keempat, keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, penjelasan harus relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa, serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
Kelima, keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam konteks ini, guru perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis.
Keenam, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Hal terpenting dalam proses ini adalah mencermati.aktivitas siswa dalam diskusi.
Ketujuh, keterampilan mengelola kelas, mencakupi keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, serta pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Kedelapan, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mensyaratkan guru agar mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasi-kan, membimbing dan memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksana-kan kegiatan belajar-mengajar.
Kalau ditilik dari sejarah perkembangan profesi seorang guru, tugas mengajar sebenarnya adalah pelimpahan dari tugas orang tua: karena tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap tertentu sesuai dengan perkembangan zaman.
Dengan perkembangan teknologi yang akhir-akhir semakin pesat, seorang guru dituntut untuk lebih menambah kualitas ilmu dengan banyak belajar dari berbagai sumber ilmu yang dimiliki oleh guru harus diajarkan kepada siswa dengan keterampilan mengajar yang baik.
Selain pengetahuan ilmu yang harus ditambah, guru juga penting menguasai beberapa keterampilan mengajar, karena betapapun tingginya ilmnu yang dimiliki oleh seorang guru itu, jika tidak menguasai keterampilan mengajar, maka akan sulit bagi seorang siswa menyerap ilmu yang diberikan oleh guru tersebut. Adapun keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh seroang guru yaitu:
1. Keterampilan membuka pelajaran
Banyak orang beranggapan bahwa kesan pertama dari suatu bentuk hubungan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diinginkann. Dengan kata lain pertemuan atau kesan yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula. Sesuai dengan pendapat Hasibuan dalam bukunya ‘Proses Belajar Mengajar’ bahwa membuka pelajaran adalah perbuatan menciptakan suasana menial agar perhatian siswa terpusat dengan apa yang akan dipelajari.
Dengan demikian, keterampilan membuka pelajaran mempakan kunci yang harus didahului dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang dinamis tidak akan tercapai jika guru pada awal pelajaran tidak bisa menarik perhatian siswa.
Oleh karena itu seorang guru harus menguasai komponen-komponen yang ada pada keterampilan membuka pelajaran yang meliputi:
a. Membangkitkan perhatian dan minat siswa
b. Menimbulkan motivasi dalam diri siswa
c. Menunjukkan kalau pengetahuan yang akan diajarkan dengan pengetahuan yang telah ada.
2. Keterampilan menjelaskan pelajaran
Keterampilan menjelaskan pelajaran merupakan salah satu keterampilan guru yang sangat penting, karena sebagian besarpembicaraan guru di ruang kelas adalah penjelasan_penjelasan dan uraian_uraian bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Adapun komponen menjelaskan pelajaran meliputi: Merencanakan penjelasan yaitu isi pesan yang akan disampaikan kepada siswa, menyajikan penjelasan yailu hams mempunyai kejelasan: seorang guru mampu menampilkan contoh dan ilustrasi seita memberikan tekanan, pengorganisasian dan balikan.
Dengan demikian keterampilan menjelaskan dan komponennya sangat penting dikuasai karena komponen ini membantu seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
3. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan tingkah laku yang sangat penting di dalam kelas bertanya untuk mengetahui apakah kualitas berfikir siswa dari sederhana terjadi perubahan frerfikir secara kompleks setelah diberikan pelajaran.
Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan siswa untuk berfikir dan mengemukakan jawaban yang sesuai dengan harapan guru. Guru dalam mengajukan pertanyaan kepada seorang siswa sering kali tidak terjawab, sebab maksud pertanyaan tersebul kurang dapat dipahami oleh siswa dalam hal ini.
Sardinian 1987 dalam bukunya ‘Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar’ mengatakan bahwa pertanyaan yang baik mempunyai ciri-ciri: (1) Kalimatnya singkat dan jelas. (2) Tujuannya jelas. (3) Setiap pertanyaan hanya -satu masalah. (4) Mendorong anak untuk berfikir kritis. (5) Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak. (6) Bahasa dalam pertanyaan dikenal baik oleh siswa, dan (7) tidak menimbulkan tafsiran ganda.
4. Keterampilan memberikan penguatan
Karena jawaban atas pertanyaan siswa sesuai dengan harapai] guru, maka guru harus memberikan penguatan, dimana pengualan ini bertujuan agar lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar. Keterampilan penguatan terdiri dari penguatan verbal pertanyaan dengan baik dan penguatan nonverbal.
5. Keterampilan mengadakan variasi
Agar kegiatan belajar mengajar siswa tidak mengalami kejenuhan, guru dituntut mampu mengadakan variasi, sehingga sehingga seorang guru mampu memperlihatakan ketekunnya, keantusiaan serta berperan aktif. Keterampilan mengadakan variasi dalam kegialan belajar mengajar meliputi. (1). Variasi dalam gaya mengajar. (2). Variasi dalam pola interaksi guru dan siswa dan (3). Variasi dalam media dan alat-alat pelajaran.
6. Keterampilan mengelolah kelas
Pengusaan kelas adalah keterampilan bertindak guru yang didasarkan kepada pengertian tentang sifat-sifat dan kekuatan yang mendorong kepada pengertian sifat-sitat kelas dan kekuatan mereka bertindak (Made Piaria) Seorang guru harus menguasai kelas secara baik, karena tidak jarang para guru menemukan kelas yang secara sengaja membuat keributan karena kelas tersebut dari awal tidak ada pengelolaannya, kelas yang ribut maka pelajarannya tidak bisa dilanjutkan karena siswa tidak siap meneriiua pelajaran.
7. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Agar kegiatan belajar mengajar tidak menoton maka diadakanlah variasi (dalam mengajar, salah satu variasi tersebut adalah diskusi kelompok kecil, bila guru tidak berpengalamnn dalam membimbing diskusi kelompok kecil maka akan terjadi keributan yang bisa menimbulkan kekacauan dan pelajaran tidak bisa dilanjutkan, karena para siswa sehagai anggota kelompok saling mempertahankan pendapatnya di dalam diskusi. Lebih lagi jumlah orang dalam kelompok ini kecil dan emosi mereka masih belum stabil.
Di sini para guru harus berdiri sebagai moderator yang tidak memihak kepada kelompok diskusi dan harus mengarah kepada topik yang sedang dibahas agar pelajaran tidak menyimpang kemana-mana.
Keterampilan membimbing diskusi merpakan keterampilan yaag cukup kompleks dan memerlukan penguasaan keterampilan-keterampilan sebelumnya, yakni ketrampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, mengadakan variasi, dan keterarnpilan menjelaskan.
Keberhasilannya sangat ditentukan oleh kemampuan, kreatifitas, serta hubungan antar guru dengan siswa dan hubungan antar siswa.
8. Ketermapilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Mengajar secara perorangan ialah kegiatan guru menghadapi hanyak siswa masing-masing mendapatkan kesempatan untuk bertatap muka dengan guru serta memperoleh bantuan dan bimbingan secara perseorangan. Menurut Hasibuan dan Moejiono (I9S6) ada empat komponen yang harus oleh guna untuk menyelenggarkan pengajaran perseorangan yaitu: merencanakan dan melaksanakan kegialan belajar mengajar, keterampilan mengorganisir, keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi dan keterampilan membimbmg dan memudahkan cara belajar siswa.
9. Keterampiian menutup pelajaran
Belajar dapat dikatakan suatu proses yang tidak pernah berhenti karena merupakan suatu proses yang berkelanjutan ke arah kesempurnaan dan setiap kali suatu interaksi di kelas diakhiri pada minggu berikutnya interaksi itu pasti akan dilanjutkan. Menutup pelajaran identik dengan mengakhiri pelajaran, menutup pelajaran bukan berarti selesainya saluruh proses belajar mengajar akan tetapi menutup pelajaran berarti mengakhiri pelajaran ini dari pelajaran dan menyimpulkan apa yang telah dipelajari.
Dalam menutup pelajaran yang telah diberikan seorang guru harus mampu menguasai beberapa cara yaitu: (1). Merangkum kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari, (2). Menyuruh siswa membuat ringkasan bahan yang sudah dipelajari dan (3). Mengadakan evaluasi tentang bahan pelajaran yang akan diberikan.
Apabila kesembilan keierampilan mengajar di atas sudah dikuasai oleh seorang guru, bukan tidak mungkin proses belajar mengajar di sekolah akan berjalan kondusif dan dinamis.Kondisi demikian secara langsung juga akan berimbas pada peningkatan mutu pendidikan kita. Semoga !.***
(http://massofa.wordpress.com/2008/01/25/ketrampilan-dasar-mengajar/ 11-10-09 20.48 )
Bersambung ... !
1 komentar:
terimakasih informasinya gan
Posting Komentar